CERPEN – SLEEP PARALYSIS

Label: ,


Semua bermula dari kejadian aneh yang ku alami saat ku pindah kamar sekitar tahun 2009 lalu. Saat itu sebenarnya kamarku belum selesai direnovasi. Tapi aku sudah tidak tahan jika harus terus tidur bersama kedua orang tua beserta adikku yang masih kecil dalam satu kamar. Ya, saat itu rumahku direnovasi total, semua kamar dirombak habis, kecuali kamar tamu yang memang terpisah dari bagian rumah. Alhasil aku dan keluarga harus nyaman tinggal dalam satu kamar selama hampin satu bulan.
            Malam itu udara terasa dingin, karena kotaku memang sedang dilanda musim hujan. Kamarku belum juga selesai, lantai belum tertempel keramik dan jendela juga belum terpasang. Tapi semua hal itu sama sekali tidak menyurutkan niatku untuk segera pindah kamar.
        
 “Tio, kamu yakin bakal pindah kamar sekarang ?” Kata ibu setengah khawatir.
            “Yakinlah bu, iyo ga bias tidur kalo harus tumpuk-tumpukan dalam satu kamar.” Kataku menjelaskan.
            “Yasudah kalo gitu, tapi jangan lupa pake selimut, jendela belum terpasang, angin dingin dari luar jadi bisa masuk.”
            “Iya ma..” kataku malas
            Dengan berbekal kasur lipat dan sebuah selumut yang cukup tebal aku mencoba untuk tidur dikamarku yang baru ini. Bau catnya yang sedikit menyengat juga bentuk ruangan yang masih kaku memberikan kesan bahwa tempat ini memang benar-benar baru.
            Suasana menjadi semakin hening ketika ku dengar suara tetes air bekas hujan di sebalah kamarku yang merupakan teras depan rumahku. Deru angina yang berhembus pelanpun menambah tenang suasana. Yang membingungkan dengan segala ketenangan ini, kenapa aku masih belum tidur juga, padahal rasa ngantuk terus menyerangku bertubi-tubi. Akhirnya dengan satu hembusan nafas panjang ku mulai untuk tenang dan membayangkan semua hal yang membahagiakan.
            Dan tba-tiba aku masuk dalam satu ruangan yang sangat gelap. Ruangan itu seperti tak berpenghuni. Aku berjalan dan ketakutan menyelimutiku. Langkahku terhenti ketika ku dapati kakiku tergenang air.
Air apa ini..? tanyaku dalam hati.
            “Arrrgghhh…..” terdengar suara raungan yang sangat keras.
            Aku kaget.. suara apa itu…
            Kepanikan menyudutkanku. Aku tidak bisa bergerak. Dalam pengelihatanku yang remang-remang aku melihat sesuatu sedang berjalan kearahku, sebuah siluet dari makhluk yang sangat besar. Bentuknya seperti raksasa, dan mataku terbelalak ketika ku lihat seekor buaya besar meraung marah dan memperlihatkan giginya yang sangat besar dan tajam tepat didepanku. Aku hamper terhisap, tapi kupaksakan kaki ini unttuk berjalan mundur.
            Buaya besar itu mengibas-ngibaskan ekornya yang besar sehingga menciptakan cipratan-cipratan air yang seperti ombak. Leherku tercekat, do’a seperti apa yang harus ku lafalkan ? ya Allah tolonglah aku… Pintaku dalam hati.
            “ttolong…” terdengar suara teriakkan. Terdengar seperti suara ibu-ibu.
            “Siapa itu…” kataku panik.
            “Tio…”
            Ternyata itu tetanggaku. Kenapa dia ada ditempat ini juga ? aku semakin bingung.
            Akhirnya aku mendekat dan mencoba untuk menolongnya yang sedang kesulitan terhisap mulut buaya raksasa Sialan itu.
            Aku mencoba mendekat dan meraih tangannya. Tapi tetap saja tidak sampai, aku tidak berani lagi untuk lebih dekat, karena takut terhisap.
            Sedikit lagi.. sedikit lagi… kataku antusias…
            Setalah kudapat meraih jarinya, aku segera menarik tangan tetanggaku itu. Tapi aku merasakan ada yang aneh, tetanggaku tersenyum lebar, senyumnya licik, dan bukannya menjauh dari mulut buaya, dia malah menarik tanganku.
            Alhasil aku ikut terhisap kedalam mulut buaya yang sangat besar dan gelap, aku seperti masuk kedalam jurang yang sangat dalam.
            Semakin dalam.. semakin dalam dan semakin dalam….
            Aku berteriak dan tak ada yang mendengar… akhirnya aku mencoba untuk tenang dan berfikir jernih. Sebuah pertanyaan tiba-tiba saja hinggap dikepalaku….
            “Apa aku sedang bermimpi… ?” Pertanyaan itu sedikit membuka pikiranku.
            Semakin ku memikirkan jawaban dari pertanyaan itu, semakin tubuhku berguncang hebat.
            “Apa aku sedang bermimpi ...?”
            “Apa aku sedang bermimpi…”
            “Apa aku sedang bermimpi…”
            “APA AKU SEDANG BERMIMPI…” Teriakan itu akhirnya menyadarkanku bahwa ini semua hanya mimpi.
            Akhirnya terjadi getaran hebat ditubuhku, jurang gelap yang sangat dalam itu tiba tiba berakhir. Tubuhku berputar dan aku sesak nafas. Aku bangun… aku bangun…
            Tidak, dimana ini ?...
            Aku dapat merasakan kamarku, tapi entah kenapa mataku sama sekali tidak bisa kubuka. Lalu terdengar bisikan-bisikan yang sangat mengganggu telingaku. Kepanikan ini terus berlanjut, mimpi buruk ini seperti tidak akan berakhir.
            Seseorang mencekik leherku. Kepegang tangannya, terasa memegang tangan seorang nenek tua, keriput dan sangat keras.
            “Ma..mama..” Aku memanggil ibuku. Tapi kusadari suaraku memang tidak keluar.
            Dari semua kebingunganku akhirnya aku tahu satu hal, aku mengalami “tindihan”, yang baru-baru ini aku mengetahui nama ilmiahnya yaitu sleep paralysis.
            Saat itu hanya satu yang ada dipikiranku, ayahku. Aku selalu ingat nasihat belau.
            “Apapun yang terjadi jangan lupa sholawat…” Kata ayahku berkali-kali.
            Akhirnya aku mencoba untuk tenang, ku baca sholawat, dan keadaanpun kembali normal. Yang membuatku takjub. Saat membaca do’a itu seberkas cahaya seperti dating kepadaku dan menebas semua kegelapan yang mencekik leherku.
            Ku buka mataku. Sunyi. Hanya terdengar suara detik jam yang menambah hening suasana. Saat itulah aku tersadar bahwa aku telah terbangun dari mimpi buruk menyebalkan itu. Aku bersyukur ya Allah…
            Sejak saat itu selalu terjadi hal-hal aneh disetiap malam-malamku. Mulai dari teriakan dan tangisan seorang gadis, suara kuntulanak yang tertawa, bayangan besar yang berbicara kearahku dan masih banyak kejadian aneh lainnya.
            Bukannya ku sombong, tapi aku sudah biasa dengan itu semua. Dan lama-lama aku merasa jenuh dan terganggu. Akhirnya ku putuskan untuk pindah kamar. Kamar baruku yang satu ini terletak di dekat pntu belakan. Suasananya terkesan aman dan sangat bercahaya. Aku rasa tidak akan ada lagi roh halus yang akan menyentuhku. Tapi ternyata aku salah. Bukan kamarku yang berhantu tapi akulah tempat yang nyaman bagi semua hantu-hantu itu…

These nightmares will never end until you reach them and be part of them….
 

1 komentar:

  1. Mizuki-Arjuneko mengatakan...:

    Huwaa...pengalaman sleep paralysis yang sangat detail. Kisah nyata? Kalau kisah nyata bukan cerpen dung. Tapi aku deg2an pas bacanya. Dirimu deskripnya detail banget sih...cuma ada beberapa kesalahan eja aja. Yg harusnya besar malah ditulis kecil, dan sebaliknya. Aku yakin dirimu sebenarnya tahu, tapi cuma nggak teliti aja ^^V.

    Sebelum dipost diedit dulu Gumi. Tapi soal isi, jempol dah buat kamu XD (kenapa komen2ku jadi kaya editor gini??? XD XD)

Posting Komentar